

Jumat, 21 Oktober 2022 malam tepat pukul 23.40 WIB warga di gegerkan dengan suara gemuruh air dari sungai tuntang. Hujan deras dari daerah atas Ungaran, Salatiga, Kedungjati dan sekitarnya mengakibatkan debit air di sungai tuntang terus menaik, di Bendung Gelapan terlihat debit air sampai di titik 19.20 yang berarti awas.
Dengan kondisi air yang sangat tinggi dan arus yang deras mengakibatkan air disungai naik sampai ke tanggul dan meluap sekitar tengah malam, untungnya warga tetap terjaga untuk memantau kondisi air yang cepat naik.
Sekitar pukul setengah 12 malam, warga mendapati luapan air yang sudah mengikis tanggul hampir 10 meter dan mengakibatkan aliran air ke selokan dibawahnya. Hal ini sontak mengakibatkan warga panik, sehingga pemdes pun mengumumkan kepada seluruh warga untuk naik ketanggul dan melakukan upaya pencegahan dengan membuat tembok dari debog pisang serta boncotan zak yang diisi dengan tanah.

Kami (warga, polisi, TNI, Tim SAR dan pemdes) berduyun duyun membuat tembok darurat sampai fajar menyingsing, Alhamdulillah tepat saat adzan Subuh berkumandang terpantau air mulai surut.
Dengan adanya kejadian ini Bapak camat Gubug, Bambang Supriyadi dengan sigap meminta kepada pihak balai besar untuk segera menangani kondisi tanggul yang sudah longsor separuhnya sampai kira-kira 50 meter. Alhamdulillah di Hari Sabtu, 22 Oktober 2022 usulan dari Kecamatan Gubug terjawab dan langsung di respon dengan mendatangkan alat berat pada hari ini (Sabtu) sekitar jam 2 siang.


Sampai Hari Senin (24 Oktober 2022) kondisi tanggul sudah kembali seperti semula, dan semoga bencana ini tidak akan sampai terjadi kembali. (Admin_SID)

Leave a Reply